Manfaat Susu Sebagai Pelengkap Nutrisi Bagi Anak

Susu telah dipakai sebagai bahan pokok pangan bagi manusia yang diambil dari hewan yang memiliki kelenjar susu, seperti sapi, kuda dan domba. Menurut Prof. Dr. Hardinsyah, MS, ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (PERGIZI Pangan), kandungan gizi dalam susu dapat memenuhi seperlima dari kebutuhan harian anak-anak maupun orang dewasa. Selain kalsium dan vitamin D yang berguna untuk pertumbuhan dan menguatkan tulang dan gigi, di dalamnya juga mengandung hormon peningkat tinggi badan, zinc untuk kekebalan tubuh, asam folat dan lain-lain. Beliau juga memberikan penjelasan jika selama ini, orang-orang menganggap susu hanya untuk anak, padahal juga untuk remaja dan orang dewasa karena susu menyediakan sebagian kebutuhan harian yang penting untuk kekuatan tulang dan hidup aktif untuk tabungan di masa tua.

Sejak lahir, anak dianjurkan untuk mendapat asupan susu, dimulai dari ASI yang sudah tidak diragukan lagi kandungan nutrisi serta sebagai sumber imun bagi tubuh. Kemudian muncul pertanyaan, sampai kapankah sebaiknya anak diberikan ASI?

Pemberian ASI bisa dilakukan lebih dari 2 tahun disesuaikan dengan nyaman tidaknya ibu memberikan ASI. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization) sendiri mengajurkan pemberian ASI sampai usia 2 tahun. Karena pada usia tersebut anak anak sudah dapat mendapatkan gizi dan bekal imunitas dari makanan padat yang ada. Namun demikian pemberian ASI masih tetap dapat memberikan manfaat untuk kesehatan si kecil lepas dari 2 tahun. Tentunya, kemudian itu kembali pada dampak negatif apa yang mungkin bisa didapatkan jika bunda memperpanjang pemberian ASI. Mulai dari pandangan orang sekitar yang mungkin menganggapnya sebagai hal yang tidak wajar, kebiasaan si kecil untuk selalu menyusu dari anda saat ia ingin merasa aman, kemungkinan si kecil akan ditertawakan oleh teman sebaya tau orang dewasa lainnya sampai rasa tidak nyaman secara fisik terutama saat ibu berada pada kondisi hamil atau sakit.

Dalam masa pertumbuhan, anak wajib diberikan asupan makanan dengan gizi seimbang. Melengkapinya dengan pemberian susu juga disarankan oleh para ahli. Hal ini bertujuan untuk menjaga daya tahan tubuh anak serta membantu proses tumbuh kembangnya.

Penelitian menunjukkan bahwa susu bermanfaat dalam pembentukan tulang untuk jangka panjang, karena susu kaya akan kalsium. Susu juga menyediakan karbohidrat sebagai sumber energi yang dibutuhkan anak untuk aktivitasnya sepanjang hari.

Selain itu, ada beberapa kandungan gizi lainnya yang terkandung pada susu, antara lain:

1. Protein
Susu menjadi salah satu dari sumber protein berkualitas tinggi yang sangat baik untuk pertumbuhan dan kesehatan. Jenis protein tersebut adalah protein kasein dan whey. Protein kasein bermanfaat dalam meningkatkan penyerapan mineral, seperti kalsium dan fosfor, sedangkan protein whey sangat baik untuk pertumbuhan dan pemeliharaan otot.

2. Lemak susu
Lemak susu adalah salah satu lemak alami yang paling kompleks. Pada anak, lemak dari susu membantu tumbuh kembangnya. Berikan anak susu sesuai kebutuhannya untuk menunjang pertumbuhan anak tanpa meningkatkan risiko obesitas.

3. Vitamin dan Mineral
Susu adalah sumber vitamin dan mineral yang sangat baik. Di antaranya adalah vitamin B12, kalsium, riboflavin, dan fosfor. Selain itu, kebanyakan produk susu juga diperkaya dengan berbagai vitamin lain, termasuk vitamin A dan D.

Untuk mendukung pertumbuhan yang optimal, susu adalah pelengkap nutrisi yang penting bagi anak. Namun, banyaknya pemberian susu sebaiknya disesuaikan dengan usia anak, yaitu :

  1. Sekitar 480 ml atau 2 gelas susu per hari, untuk anak usia 2 -3 tahun.
  2. Sekitar 600 ml atau sekitar 2-3 gelas per hari, untuk anak usia 4-8 tahun.
  3. Sekitar 720 ml atau sekitar 3 gelas per hari, untuk anak usia 9 tahun ke atas.
Selain 3 hal diatas, perlu dipahami juga bahwa kadang orangtua masih keliru dalam membiasakan anak minum susu, sehingga seiring dengan pertambahan usia anak, ia menghindari susu. Biasanya hal ini disebabkan anak dipaksa atau ditekan untuk minum susu, sehingga perilaku itu tidak tercipta secara alami. Akibatnya, tumbuh emosi negatif dalam diri anak. Ada yang merasa mual, muntah dan akhirnya membenci susu.

Untuk menghindari hal ini terjadi, sebaiknya orangtua menciptakan momen minum susu yang baik dan akrab. Ciptakan momen dengan mengasosiasikan minum susu sebagai keakraban. Orangtua harus hadir untuk memberi tuntunan untuk anak-anaknya, karena kebiasaan minum susu dalam keluarga akan memberikan banyak manfaat. Bagi anak, performa belajar akan bagus, perilaku bersahabat, kemampuan bertanggung jawab meningkat dan anak akan lebih responsif. Selain itu, kehidupan keluarga akan lebih menyenangkan dan efektif dalam menyelesaikan masalah. Momen minum susu bisa dilakukan kapan saja, pada pagi hari sebelum beraktivitas dan pada malam hari agar kandungan gizinya bisa terserap dengan baik, terutama untuk anak-anak. Perhatikan pula bahwa susu merupakan nutrisi pelengkap, sehingga asupan nutrisi utama dari sumber karbohidrat, lauk pauk, buah dan sayur-sayuran harus tetap terpenuhi setiap hari.

Perlu diketahui juga bahwa Ada berbagai jenis susu yang beredar di pasaran berdasarkan proses produksinya, termasuk susu UHT (ultra high temperature). Untuk susu UHT, pilihlah susu UHT segar dengan tanggal kedaluarsa yang masih jauh karena semakin dekat dengan tanggal kedalurasa maka risiko susu mengalami kontaminasi semakin tinggi. Masa kedaluarsa susu bisa dipastikan melalui label yang tertera pada kemasan.

Selain itu, umumnya pada kemasan juga terdapat label yang memberi keterangan nilai nutrisi yang terkandung dalam susu. Disarankan untuk memerhatikan kemasan susu yang akan dibeli, pastikan terbuat dari bahan yang aman dan dalam keadaan utuh, hal ini akan membantu menjaga kualitas susu dalam kemasan agar tetap baik dan tidak mudah terpapar udara maupun kotoran dari sekitar.

Selain itu, perlu diperhatikan kandungan garam pada susu. Jangan menambahkan garam pada susu untuk anak demi mendapatkan rasa susu yang gurih. Asupan garam pada anak juga harus disesuaikan dengan jumlah kebutuhan hariannya, dan biasanya garam sudah didapat juga dari makanan. Menambahkan garam pada susu dapat menyebabkan konsumsi garam pada anak menjadi berlebih dan bisa menambah rasa haus dan lapar, sehingga meningkatkan risiko berat badan berlebih pada anak.

Berikan susu pada anak sebagai pelengkap nutrisi, sesuai dengan porsi yang disarankan. Pilih susu dengan proses yang terjamin kesegarannya serta rasa gurih susu asli.
LihatTutupKomentar