Apabila kita hendak bepergian ke suatu tempat yang belum pernah didatangi, yang kita lakukan pertama-tama, adalah membuka peta. Kita membutuhkan yang namanya peta untuk menemukan suatu tempat. Dan pada pembahasan kali ini kita akan mempelajari jenis, bentuk, serta pemanfaatan peta, atlas, dan globe, dan juga akan mendapatkan informasi keruangan dari peta, atlas, dan globe.
A. PETA
Peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi yang dilukiskan seluruhnya atau sebagian dengan ukuran diperkecil sebagaimana kenampakannya dari atas dan dilengkapi dengan tulisan, skala, mata angina, dan simbol-simbol. Menurut International Chartographic Association (ICA), peta adalah suatu gambaran unsur-unsur atau kenampakan-kenampakan abstrak, yang dipilih dari permukaan bumi, yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa.
Informasi atau data yang terdapat pada peta adalah berupa penggunaan atau keadaan tanah, administrasi negara, curah hujan, persebaran batuan, dan persebaran penduduk. Informasi yang disajikan dalam peta merupakan informasi yang diketahui dan terdapat di permukaan bumi.
Informasi atau materi peta merupakan unsur-unsur geografi. Namun, tidak semua unsur itu dapat dimasukkan ke dalam gambar peta. Untuk itu, perlu dilakukan penyaringan berdasarkan syaratsyarat tertentu. Misalnya, penyaringan dilihat dari segi ekonomi, sejarah, atau faktor lain yang menyebabkan suatu daerah terkenal. Dengan demikian, isi peta merupakan saringan atau hasil pilihan, bukan merupakan hasil jiplakan dari peta lain. Demikian pula cara penulisan unsur-unsur geografis dalam peta harus mengikuti kaidah penulisan peta yang berlaku.
Pada hakikatnya, peta berfungsi sebagai alat peraga untuk menyajikan atau memperoleh informasi yang terkandung dalam suatu wilayah. Informasi yang diperoleh dari peta seperti berikut ini
- Lokasi atau letak suatu objek geografis di suatu wilayah.
- Mengetahui luas dan jarak suatu wilayah di permukaan bumi.
- Menggambarkan bentuk suatu wilayah yang sesungguhnya.
- Menghimpun data geografis suatu wilayah dalam peta.
Jenis dan Bentuk Peta
Menurut sejarah, pembuatan peta dilakukan dengan cara membuat sketsa-sketsa dan belum menurut perbandingan seperti sekarang ini. Peta pertama dibuat oleh bangsa Babilonia di Mesopotamia (Irak sekarang) pada tahun 2500 Sebelum Masehi. Peta itu disimpan di Museum Semetric Universitas Harvard Amerika Serikat.
Peta memuat informasi atau pokok-pokok pikiran tertentu yang hendak disampaikan kepada pengguna peta. Oleh karena itu, peta dibedakan berdasarkan isi dan skala.
a. Peta Menurut Isi
Berdasarkan jenis informasi yang disajikan, peta dapat dibedakan menjadi peta umum dan peta khusus atau peta tematik. Peta umum adalah peta yang memuat atau menggambarkan permukaan bumi yang berisi informasi secara umum dari suatu wilayah tertentu. Misalnya, peta geografi, peta topografi, dan peta negara. Perhatikan contoh peta umum berikut ini.
Sedangkan Peta tematik adalah peta yang menggambarkan tema atau informasi tertentu dari permukaan bumi. Misalnya, peta tata guna lahan, peta curah hujan, peta irigasi, dan peta permukiman. Perhatikan contoh peta tematik berikut ini.
b. Peta Menurut Skala
Peta menurut skala dapat dibedakan menjadi, peta skala besar, skala sedang, skala kecil, dan peta geografi. Dari beberapa jenis, peta yang banyak digunakan dalam atlas atau peta umum adalah skala kecil.
b. Peta Menurut Skala
Peta menurut skala dapat dibedakan menjadi, peta skala besar, skala sedang, skala kecil, dan peta geografi. Dari beberapa jenis, peta yang banyak digunakan dalam atlas atau peta umum adalah skala kecil.
- 1) Peta skala besar adalah peta dengan skala antara 1 : 5.000—1 : 250.000.
- 2) Peta skala sedang adalah peta dengan skala antara 1 : 250.000—1: 500.000.
- 3) Peta skala kecil adalah peta dengan skala antara 1: 500.000—1 : 1.000.000.
Bentuk-bentuk peta terdiri dari peta datar atau dua dimensi dan peta timbul atau tiga dimensi. Peta dua dimensi adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi pada sebuah bidang datar, seperti kertas dan dinding. Contoh peta dua dimensi, yaitu peta dalam atlas, peta dinding, peta foto, peta relief, dan peta digital.
Peta tiga dimensi adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi dengan topik wilayah tertentu yang menyerupai keadaan sebenarnya. Misalnya, gambaran daerah aliran sungai dibuat mirip relief dari keadaan daerah aliran sungai itu. Pada peta tiga dimensi ini dapat dilihat keadaan permukaan bumi secara jelas.
Mengidentifikasi Informasi Keruangan di Peta.
Informasi geografis di peta secara umum digunakan untuk kepentingan penjelajahan dunia, keperluan militer, transportasi, pertanian, pembangunan kota, dan pariwisata. Mencari informasi geografis pada peta dapat dilakukan dengan bantuan keterangan di tepi peta. Informasi tepi peta adalah keterangan atau informasi yang terdapat pada bagian tepi peta untuk menjelaskan informasi geografis dalam peta tersebut. Informasi tepi peta terdiri dari informasi mengenai judul peta, legenda, skala peta, petunjuk arah, pembuat, peta inzet, dan garis astronomi.
a. Judul Peta
Judul peta adalah deskripsi singkat tentang informasi yang digambarkan dalam peta. Judul peta hendaknya menggambarkan seluruh informasi yang dituangkan di dalam peta. Contoh-contoh judul peta, seperti Peta Curah Hujan Indonesia, Peta Persebaran Penduduk Provinsi Jawa Tengah, dan Peta Geologi Indonesia.
b. Legenda
Legenda Peta adalah Suatu daftar atau tabel yang menunjukkan tanda-tanda atau simbol-simbol konvensional yang digunakan pada peta disertai warna dan deskripsinya ditampilkan di sebelah kanan tengah dari peta. Dengan kata lain, Legenda adalah keterangan dari simbol atau lambang pada
peta.
c. Skala Peta
Skala peta adalah angka yang menunjukkan perbandingan jarak di peta dengan jarak sesungguhnya, misalnya dalam peta tertulis skala 1 : 2.000.000. Artinya, jarak satu sentimeter dalam peta sama dengan 2.000.000 sentimeter atau 20 kilometer jarak sebenarnya di permukaan bumi. Biasanya sebuah peta menggunakan skala peta seperti di bawah ini.
Skala peta adalah angka yang menunjukkan perbandingan jarak di peta dengan jarak sesungguhnya, misalnya dalam peta tertulis skala 1 : 2.000.000. Artinya, jarak satu sentimeter dalam peta sama dengan 2.000.000 sentimeter atau 20 kilometer jarak sebenarnya di permukaan bumi. Biasanya sebuah peta menggunakan skala peta seperti di bawah ini.
- Skala angka numerik, yaitu skala yang dinyatakan dalam angka perbandingan. Misalnya, 1:50.000. Artinya, satu sentimeter di peta menggambarkan jarak sesungguhnya 50.000 sentimeter atau 5 kilometer di lapangan.
- Skala garis/batang, yaitu skala yang ditunjukkan dengan garis yang dibagi dalam bagian-bagian yang sama, tiap bagian menunjukkan kesatuan panjang yang sama. Misalnya, satu sentimeter pada peta sesuai dengan satu kilometer di lapangan.
Skala garis diatas dapat dibaca satuan jarak 1 cm di peta berbanding lurus dengan satuan jarak 5 km di lapangan. Apabila skala garis tersebut dikonversi atau diubah menjadi skala angka maka dapat ditulis menjadi 1 : 500.000. Atau kita juga dapat membuatnya dalam bentuk skala kalimat (skala verbal) karena skala dinyatakan dalam bentuk kalimat. Skala ini biasanya terdapat pada peta-peta buatan Inggris, dan umumnya kurang digunakan. Misalnya kita menemukan kalimat "One inch equals approximately 4,5 miles" (satu inci kurang lebih sama dengan 4,5 mil). Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa satuan jarak 4,5 mil jarak sebenarnya di lapangan.
d. Petunjuk Arah Mata Angin
Tanda arah atau tanda orientasi penting artinya pada suatu peta. Gunanya untuk menunjukkan arah utara, selatan, timur dan barat. Tanda orientasi perlu dicantumkan pada peta untuk menghindari kekeliruan. Petunjuk arah mata angin yang biasa digunakan adalah anak panah dengan ujungnya bertanda huruf U. Hal itu menunjukkan bahwa arah panah menunjukkan arah utara. Bila tidak ada petunjuk arah maka lazimnya sisi atas peta adalah bagian utara.
e. Sumber
Sumber Peta adalah Sumber pembuatan peta. Peta dapat dipercaya oleh pengguna jika mencantumkan pembuat atau penyusun peta. Penyusun dituliskan pada bagian tepi bawah sebelah kanan. Hal itu dimaksudkan untuk menjamin keakuratan data atau informasi dalam peta. Sumber pembuatan peta ini terdiri dari sumber primer dan sumber sekunder.
1. Sumber Peta Primer
Sumper peta primer adalah sumber peta dari pengukuran di lapangan. Proses pembuatan peta dengan sumber primer ini biasanya disebut dengan survei. Kualitas survei tergantung dari keakuratan data dan seberapa lihai orang yang membuat peta tersebut
2. Sumber Peta Sekunder
Sumber peta sekunder adalah sumber peta yang didapatkan dari peta lain yang sudah ada. Biasanya sumber peta sekunder ini mengacu pada peta yang diterbitkan oleh pemerintah. Contohnya adalah peta dari Badan Informasi Geospasial, Dishidros, Disdukcapil, dll.
f. Inzet
Inzet adalah peta dengan ukuran kecil yang terletak di sudut kanan atau kiri suatu peta. Peta inzet digunakan untuk memudahkan mengenal wilayah yang digambarkan dalam peta. Inzet banyak digunakan pada peta yang menggambarkan daerah kecil atau daerah yang belum dikenal. Misalnya, bila ada peta suatu desa dari Provinsi Yogyakarta, dibuat peta Yogyakarta dengan ukuran kecil di sudut kanan pada peta desa tersebut.
Berdasarkan fungsinya, inzet peta dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
d. Petunjuk Arah Mata Angin
Tanda arah atau tanda orientasi penting artinya pada suatu peta. Gunanya untuk menunjukkan arah utara, selatan, timur dan barat. Tanda orientasi perlu dicantumkan pada peta untuk menghindari kekeliruan. Petunjuk arah mata angin yang biasa digunakan adalah anak panah dengan ujungnya bertanda huruf U. Hal itu menunjukkan bahwa arah panah menunjukkan arah utara. Bila tidak ada petunjuk arah maka lazimnya sisi atas peta adalah bagian utara.
Sumber Peta adalah Sumber pembuatan peta. Peta dapat dipercaya oleh pengguna jika mencantumkan pembuat atau penyusun peta. Penyusun dituliskan pada bagian tepi bawah sebelah kanan. Hal itu dimaksudkan untuk menjamin keakuratan data atau informasi dalam peta. Sumber pembuatan peta ini terdiri dari sumber primer dan sumber sekunder.
1. Sumber Peta Primer
Sumper peta primer adalah sumber peta dari pengukuran di lapangan. Proses pembuatan peta dengan sumber primer ini biasanya disebut dengan survei. Kualitas survei tergantung dari keakuratan data dan seberapa lihai orang yang membuat peta tersebut
2. Sumber Peta Sekunder
Sumber peta sekunder adalah sumber peta yang didapatkan dari peta lain yang sudah ada. Biasanya sumber peta sekunder ini mengacu pada peta yang diterbitkan oleh pemerintah. Contohnya adalah peta dari Badan Informasi Geospasial, Dishidros, Disdukcapil, dll.
f. Inzet
Inzet adalah peta dengan ukuran kecil yang terletak di sudut kanan atau kiri suatu peta. Peta inzet digunakan untuk memudahkan mengenal wilayah yang digambarkan dalam peta. Inzet banyak digunakan pada peta yang menggambarkan daerah kecil atau daerah yang belum dikenal. Misalnya, bila ada peta suatu desa dari Provinsi Yogyakarta, dibuat peta Yogyakarta dengan ukuran kecil di sudut kanan pada peta desa tersebut.
Berdasarkan fungsinya, inzet peta dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
- Inset yang berfungsi untuk menunjukkan lokasi relatif dari wilayah yang tergambar oleh peta utama. Inset yang seperti ini memiliki skala lebih kecil daripada peta utama yang menjelaskan letak atau hubungan antara wilayah pada peta utama dengan wilayah lainnya yang berada di sekeliling wilayah yang terdapat pada peta utama tersebut. Contoh dari inset ini misalnya lokasi relatif Pulau Kalimantan sebagai peta utama terlihat posisinya dengan pulau- pulau lainnya yang berada di sekeliling atau di sekitarnya pada inset peta wilayah Indonesia.
- Inset yang berfungsi memperbesar atau memperjelas sebagian kecil wilayah yang terdapat pada peta utama. Inset seperti ini adalah inset yang memiliki skala lebih besar daripada peta pokok atau peta utama. Inset ini mempunyai kegunaan untuk menjelaskan bagian dari peta pokok yang dianggap penting. Seperti misalnya adalah lokasi pemukiman yang penting yang terdapat pada suatu kota akan diperbesar sehingga akan terlihat lebih jelas.
- Inset yang berfungsi untuk menyambung wilayah pada peta utama. Inset yang seperti ini memiliki skala sama besar dengan peta utama yang disambung. Fungsi menyambung ini bertujuan untuk hal- hal sebagai berikut, menggambarkan wilayah pada peta utama yang terpotong karena keterbatasan pada media kertas atau halaman.
g. Garis Astronomis
Garis Astronomis merupakan garis khayal yang terdapat pada peta yang berfungsi untuk menentukan letak astronomis suatu tempat dengan cara dibentuk secara berlawanan arah satu sama lain sehingga membentuk vektor yang menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah tertentu. Garis astronomi dalam peta terdiri dari garis lintang dan garis bujur atau meridien.
Garis lintang yaitu garis vertikal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan garis katulistiwa. Titik di utara garis katulistiwa dinamakan Lintang Utara sedangkan titik di selatan katulistiwa dinamakan Lintang Selatan.
Fungsi Garis Lintang
Garis Lintang pada peta juga dapat digunakan untuk menunjukkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim menurut garis lintang dibagi menjadi dua, yaitu iklim tropis dan subtropis.
- Iklim tropis-Yang termasuk kedalam iklim tropis adalah daerah yang berada pada 23½° LU – 23½° LS. Pada daerah ini matahari bersinar sepanjang waktu di siang hari. Pada daerah yang termasuk kedalam iklim tropis, terdapat 2 jenis musim. Yaitu musim hujan dan musim panas. Contohnya pada negara Indonesia, Hongkong, Australia bagian utara, Brazil, Amerika Tengah, sebagian besar negara di Afrika seperti Zaire, Kenya, Kongo, Gabon, Uganda, Somalia, Ethiopia, Kamerun, Nigeria, Sudan, Ghana, dan masih banyak lagi.
- Iklim Subtropis-Yang termasuk kedalam iklim subtropis yaitu daerah yang berada pada antara 23½° LU dan 66½° LU dan berada pada antara 23½° LS dan 66½° LS. Pada daerah yang termasuk kedalam iklim subtropis, terdapat 4 jenis musim didalamnya, yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin dan musim semi. Contohnya pada negara China, Jepang, Korea Selatan, hampir seluruh negara di eropa seperti Inggris, Spanyol, Italia, dan sebagainya, Autralia, Afghanistan, Irak, Iran, Mesir, Yunani, Tunisia, dan masih banyak lagi.
Garis bujur yaitu horizontal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan titik nol di Bumi yaitu Greenwich di London Britania Raya yang merupakan titik bujur 0° atau 360° yang diterima secara internasional. Titik di barat bujur 0° dinamakan Bujur Barat sedangkan titik di timur 0° dinamakan Bujur Timur.
Fungsi Garis Bujur
Garis bujur digunakan sebagai dasar untuk menentukan waktu pada berbagai belahan wilayah yang ada di dunia. Pada setiap jarak 150 ke arah bujur timur ataupun ke arah bujur barat, menunjukkan selisih waktu 60 menit yang didasarkan pada perhitungan matahari mengelilingi bumi sebesar 3600 dibagi dengan waktu sehari semalam selama 24 jam, maka hasilnya adalah 150.
Selain itu, garis bujur juga bermanfaat untuk menentukan letak dan waktu serta pembagiannya dari suatu wilayah pada permukaan bumi, Garis Bujur ini juga dapat digunakan untuk memperagakan gerak rotasi bumi yang mengakibatkan terjadinya siang dan malam, memperagakan bagaimana matahari menyinari bumi, memperagakan proses terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan, untuk mengetahui proses perubahan musim berdasarkan gerak semu matahari terhadap bumi, mengetahui pembagian musim pada permukaan bumi berdasarkan garis lintangnya, serta dapat digunakan sebagai pembanding luas daratan dan luas lautan yang ada di permukaan bumi.
B.ATLAS
Atlas merupakan buku kumpulan berbagai jenis peta yang menggambarkan atau mendeskripsikan keadaan suatu negara atau wilayah. Misalnya, Atlas Indonesia berarti peta yang terkumpul dalam atlas secara keseluruhan dan menceritakan segala segi tentang Indonesia. Artinya, dengan membaca Atlas Indonesia diperoleh gambaran tentang Indonesia dari aspek fisik, sosial, ekonomi, dan budaya.
Atlas berasal dari nama Dewa Atlas yang berdiam di Pegunungan Atlas Afrika Utara. Dewa Atlas bertugas memikul dunia sesuai kepercayaan Romawi Kuno. Atlas artinya membuat g ambaran - gambaran dari bentuk muka bumi. Atlas yang terkenal dibuat oleh Henricus dan Jan Janszoon (keduanya anak dan menantu Mercartor) tahun 1595 yang disebut Atlas Baru. Atlas tersebut merupakan kumpulan peta yang disusun oleh Mercartor.
1. Kelengkapan dan Jenis Atlas
Atlas memuat informasi geografis yang sangat banyak dan memiliki variasi gejala alam serta sosial. Informasi geografi di dalam atlas akan lebih mudah ditemukan jika atlas memiliki petunjuk penggunaan atlas, yaitu daftar isi dan daftar indeks.
Daftar isi adalah kumpulan judul-judul atau tema-tema peta yang ada dalam atlas. Daftar isi memudahkan kita dalam menemukan informasi tentang peta dari atlas tersebut. Pada umumnya, daftar isi ditemukan setelah halaman judul atlas. Daftar indeks adalah suatu daftar yang memuat unsur geografis dalam atlas. Unsur itu seperti nama kota atau tempat, gunung, sungai, danau, dan waduk. Coba perhatikan contoh indeks berikut ini.
Berdasarkan contoh di atas, kita dapat menemukan kota Kabajahe pada halaman 6, kolom D, dan lajur b.
Kenali Tokoh!
EratosthenesAtlas dibagi menjadi dua jenis, yaitu atlas umum dan atlas khusus. Atlas umum memuat kumpulan peta yang informasinya bersifat umum. Contohnya Atlas Indonesia dan Atlas Dunia. Atlas khusus atau disebut juga atlas tematik merupakan kumpulan dari peta tematik. Kumpulan peta dalam atlas khusus harus dapat menggambarkan informasi atau tema-tema tertentu.
Ia adalah seorang pakar matematika, astronomi, dan geografi Yunani. Kira-kira 400 tahun SM, Eratosthenes meletakkan dasar-dasar sains geodesi dan kartografi. Pakar ini telah melakukan serangkaian pengamatan hingga akhirnya didapat bukti-bukti yang menyatakan bahwa bentuk bumi itu tidak datar, tetapi bulat. Selain itu, Eratosthenes juga memperoleh nilai keliling bumi walaupun di kemudian hari diketahui nilainya 16% lebih besar dari hasil hitungan pada saat ini.
Melalui dasar sain ilmu-ilmu tersebut, selanjutnya makin banyak peta-peta yang dibuat. Pengaruh kartografi dari Yunani kuno ini demikian kuat hingga memengaruhi sebagian besar dasar-dasar sistem kartografi yang ada saat ini. Merekalah yang memperkenalkan konsep-konsep bumi bulat dengan kutub-kutubnya, garis khatulistiwa dengan daerah-daerah tropisnya, sistem koordinat geografi lintang dan bujur, sistem proyeksi peta, dan hitungan dimensi-dimensi bumi. Sumber: Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis (Eddy Prahasta, 2002)
2. Mencari Informasi Keruangan dari Atlas
Jika ingin mengetahui peta suatu daerah maka gunakan daftar isi. Sementara daftar indeks digunakan untuk mencari letak suatu kota, sungai, gunung, danau, pegunungan, selat, laut, dan teluk. Misalnya, kita ingin mencari Kota Kabuhibul. Kota Kabuhibul di indeks atlas terdaftar dalam kelompok huruf K dan tertulis Kabuhibul ... 12 Bc. Artinya, Kota Kabuhibul dapat ditemukan di halaman 12 (dalam buku atlas tersebut), dalam kotak B (kolom), dan kotak c (baris). Lebih jelas amatilah Gambar 6.8 dan carilah Kota Kabuhibul yang dimaksud.
GLOBE
Sekarang ini, kita sering mendengar atau melihat globe di rumahrumah,
sekolah, dan perpustakaan. Ada juga yang membuatnya
sebagai alat perhiasan dan gantungan kunci.
1. Pengertian dan Kegunaan Globe
Globe adalah gambaran bumi yang diperkecil dengan bentuk yang hampir mendekati keadaan bentuk bumi. Globe berbentuk bola yang dapat berputar dan menggambarkan bola bumi, bola langit, bulan, atau suatu planet di ruang angkasa.
- Globe dapat dimanfaatkan untuk kepentingan politik, yaitu globe yang memuat batas-batas negara dan kota-kota besar dari negara-negara di dunia.
- Globe dapat digunakan sebagai alat peraga di dunia pendidikan untuk mempermudah pemahaman tentang bumi dan planet di ruang angkasa.
- Globe juga digunakan sebagai sumber ilmu pengetahuan karena globe dapat menggambarkan iklim, vegetasi, arus laut, dan unsur-unsur geografis lainnya.
Bentuk globe yang bulat sangat membantu kita dalam memahami bahwa bentuk bumi itu bulat. Pada globe terdapat dua garis saling berpotongan yang disebut garis lintang (paralel) dan garis bujur (meridian). Kedua garis tersebut sangat berguna untuk menemukan letak suatu kota atau daerah di permukaan bumi. Misalnya, Kota Madrid terletak pada 40°LU. Artinya, Kota Madrid terletak pada belahan bumi bagian utara. Cari lintang 0° dan carilah garis lintang 40°. Kemudian Kota Dacca terletak 90°BT. Artinya, Kota Dacca terletak pada daerah bujur timur bola dunia. Kota itu dapat dicari pada globe di belahan bujur timur dari garis meridian yang dihitung dari garis meridian 0°.
Cara mengetahui atau mencari informasi suatu tempat (informasi geografi) dari globe adalah mengetahui derajat garis lintang atau garis bujur. Hal yang pertama dilakukan mencari atau menemukan letak posisi lintang 0° atau garis meridian 0°.
Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi dan berisi informasi secara umum dari suatu wilayah tertentu. Misalnya peta geografi, peta topografi, dan peta negara. Peta tematik adalah peta yang menggambarkan tema atau informasi tertentu dari permukaan bumi, misalnya peta tata guna lahan, peta curah hujan, peta irigasi, dan peta permukiman. Mencari informasi geografis pada peta dapat dilakukan dengan bantuan informasi di tepi peta. Informasi tepi peta, terdiri dari informasi mengenai judul peta, legenda, skala peta, petunjuk arah, penyusun/pembuat, peta inzet, dan garis astronomik.
Atlas merupakan buku kumpulan berbagai jenis peta yang menggambarkan keadaan suatu negara atau wilayah. Informasi geografi di dalam atlas akan lebih mudah ditemukan jika atlas memiliki petunjuk penggunaan atlas, yaitu daftar isi dan daftar indeks. Atlas dibagi menjadi dua jenis, yaitu atlas umum dan atlas khusus.
Globe adalah gambaran Bumi yang diperkecil dengan bentuk yang hampir mendekati keadaan bentuk Bumi. Globe berbentuk bola dapat berputar dan menggambarkan bola Bumi, bola langit, Bulan, atau suatu planet di ruang angkasa.
Cara mengetahui atau mencari informasi geografi dari globe, yaitu dengan bantuan garis lintang dan garis bujur. Hal yang harus diingat dalam mencari informasi geografi dalam globe, yaitu harus menemukan letak posisi lintang 0° dan garis meridian 0°. Cara ini akan sangat membantu dalam mencari informasi geografi secara cepat.