Faktor-faktor terjadinya interaksi sosial| Interaksi sosial sanggup terjadinya karna adanya faktor-faktor yang mendorong sehinga memunculkan proses terjadinya terjadinya interaksi sosial. Faktor-faktor interaksi sosial terjadi dalam dua faktor yakni faktor dari dalam diri seseorang atau faktor dari individu itu sendiri dan Faktor dari luar individu atau dari luar orang tersebut. dari kedua faktor-faktor tersebut terdapat banyak sekali dorongan-dorongan yang membuat hal-hal dalam interaksi sanggup terjadi sanggup bekerjasama dengan yang lain menyerupai dalam pengertian interaksi sosial sehingga kedua faktor terjadinya interaksi sosial sangat mempunyai tugas penting dalam terjadinya interaksi sosial. Untuk mengetahui klarifikasi dari kedua faktor, faktor dari dalam diri seseorang dan faktor dari luar individu atau eksternal, mari kita lihat penjelasannya menyerupai dibawah ini,,
Faktor-Faktor Interaksi Sosial
A. Faktor dari Dalam diri Seseorang
Faktor yang ada dalam diri seseorang yang sanggup mendorong terjadinya interaksi sosial adalah:
a. Dorongan kodrati sebagai makhluk sosial
Pada hakekatnya, insan ialah makhluk pribadi dan sekaligus mahluk sosial. Sebagai makhluk sosial, insan mempunyai kecenderungan untuk bergaul dengan sesama manusia. Bahkan menurut Howard Gardner, setiap insan mempunyai potensi kecerdasan antarpribadi, yaitu kecerdasan dalam mengelola hubungan dengan orang lain. Oleh lantaran itu, masuk akal apabila setiap orang mempunyai kecenderungan berpengaruh untuk berinteraksi dengan orang lain. Di lain pihak, potensi kemanusiaan seseorang juga hanya akan berkembang melalui interaksi sosial.
b. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan
c. Dorongan untuk membuatkan diri dan mempengaruhi orang lain
Manusia juga mempunyai potensi dan kehendak untuk membuatkan diri sendiri dan sesamanya. Upaya pengembangan pribadi tersebut antara lain dilakukan dengan melaksanakan imitasi dan identifikasi. Dalam rangka imitasi dan identifikasi itulah seseorang didorong untuk melaksanakan interaksi sosial. Imitasi ialah tindakan seseorang menjiplak sikap, penampilan, gaya hidup, dan bahkan segala sesuatu yang dimiliki orang lain. Misalnya, imitasi seorang cukup umur terhadap artis idolanya. Imitasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi sosial dan sanggup berdampak nyata maupun negatif. Jika yang ditiru ialah orang-orang yang berperilaku baik atau sesuai dengan kehendak masyarakat, maka dampaknya akan positif. Jika yang ditiru ialah individu yang berperilaku jelek atau bertentangan dengan yang dituntut masyarakat, maka dampaknya bisa negatif pula. Imitasi sanggup mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang
berlaku, namun juga sanggup menjadikan terjadinya penyimpangan terhadap nilai dan norma masyarakat. Hal itu ditentukan oleh figur yang diimitasi oleh seseorang. Imitasi juga sanggup melemahkan atau bahkan mematikan pengembangan daya kreasi seseorang. Identifikasi ialah perjuangan seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, jadi lebih dan sekedar menjiplak seseorang. Dalam identifikasi terjadi proses pembentukan kepribadian. Proses identifikasi sanggup berlangsung baik dengan sendirinya atau tak disadari, maupun dengan disengaja. Seseorang yang mengidentifikasi dirinya dengan satu figur tertentu benar-benar mengenal figur yang menjadi idolanya itu. Pandangan, sikap, dan norma yang dianut figur itu akan menjiwai orang yang mengidentifikasikan diri itu. Identifikasi menjadikan terjadinya pengaruh-pengaruh yang lebih mendalam ketimbang proses imitasi. Selain membuatkan diri sendiri, insan juga mempunyai kepedulian terhadap orang lain. Oleh lantaran itu, seseorang mungkin menunjukkan sugesti, motivasi, dan simpati kepada orang lain. Sugesti ialah pandangan atau imbas yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain sehingga orang lain itu menuruti isi pandangan atau imbas tersebut. Sugesti lazimnya berkonotasi negatif lantaran bisa mendorong orang untuk bertindak secara emosional dan tak rasional. Motivasi adalah pandangan atau imbas yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain sehingga orang lain itu menuruti isi pandangan atau imbas tersebut secara kritis dan bertanggungjawab. Dengan demikian, motivasi lebih berkonotasi positif. Simpati adalah perasaan tertarik kepada pihak lain yang mendorong impian untuk memahami dan bekerja dengan pihak lain.
B. Faktor dari Luar Individu
Di samping dorongan yang berasal dari dalam diri sendiri, interaksi sosial juga dirangsang oleh hal yang ada di luar diri seseorang. Tindakan orang lain, sikap membisu orang lain, atau kejadian-kejadian yang berlangsung di sekitar kehidupan seseorang merupakan hal-hal yang sanggup merangsang timbulnya interaksi sosial. Karena disapa orang lain, maka kita terlibat interaksi dengan orang tersebut. Karena ingin tau atas sikap membisu orang yang kita kenal, maka kita terdorong untuk bertanya dan mencari tahu masalahnya sehingga terjadi interaksi sosial. Karena ingin mengetahui apa sebab-sebab sebuah kecelakaan lalu-lintas, kita bertanya kepada orang yang ada di daerah kejadian, maka terjadilah interaksi sosial. Interaksi sosial selalu terjadi lantaran ada agresi dan reaksi di antara pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.
sekian artikel tentang Faktor-faktor terjadinya interaksi sosial semoga bermanfaat