Isi Prasasti Telaga Batu Peninggalan Kerajaan Sriwijaya + Gambar

Prasasti telaga batu adalah salah satu prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya. Prasasti ini ditemukan pada tahun 1935 di Kelurahan Tiga Ilir, Kecamatan Ilir Timur 2, Palembang Sumatera Selatan, tepatnya di sekitar kolam Telaga Biru (Saboking). Prasasti yang saat ini disimpan di Museum Gajah ini menyimpan beberapa fakta sejarah tentang Kerajaan Sriwijaya di masa silam. Apa saja fakta dan isi prasasti Telaga Batu peninggalan kerajaan Sriwijaya ini? Cari tahu jawabannya dengan menyimak artikel berikut!

Prasasti Telaga Batu

 Prasasti yang saat ini disimpan di Museum Gajah ini menyimpan beberapa  Isi Prasasti Telaga Batu Peninggalan Kerajaan Sriwijaya + Gambar
Prasasti Telaga Batu dibuat dari bahan batu andesit dengan hiasan 7 kepala kobra di bagian atasnya dan pahatan berbentuk pancuran di bagian bawahnya. Tulisan dalam prasasti Telaga Batu terdiri atas 28 baris bertuliskan huruf palawa dan berbahasa Melayu Kuno. Dari bentuk fisik dan jenis bahasa yang digunakan, diperkirakan oleh JG. De Casparis –seorang arkeolog berkebangsaan Belanda, prasasti ini adalah prasasti yang dibuat pada pertengahan abad ke 7 Masehi. Berikut ini adalah gambar dari prasasti tersebut!

Isi Prasasti Telaga Batu

Secara fisik, prasasti Telaga batu memiliki ukuran lebar 148 cm dan tinggi sekitar 188 cm. Isinya adalah tentang peringatan atau ancaman bagi siapa saja, baik pembesar kerajaan maupun rakyat jelata yang tidak patuh terhadap perintah sang Raja. Berikut ini adalah
Isi: Om! sidham titam hamwan, wari awai kandra, kayet nipaihumpa, an amuha ulu lawan tandrum, luah makamatai tandrun, luah an hakairu, luah kayet nihumpa, unai umentem bhakti ni ulun haraki, unai tunai kamu wanak mamu rajaputra, prostara, bhupati, senopati, nayaka, pratyaya, haji pratyaya, dandanayaka, murddhaka tuha an watak wuruh, addhyaksi nijawarna, vasikarana, kumaramatya, cathabhata, adhikarana, karmma, kayastha, sthapaka, puhawan, waniyaga, pratisara, da kamu marsi haji, hulun hajo, wanak mamu uram niwunuh sumpah dari mammam, kamu kadaci kamu tida bhakti, dyaku niwunuh, kamu sumpah tuwi mulam kadasi, kamu drohaka, wanun luwi yam marwuddhi.

Terjemahan: Om! Semoga berhasil. Kamu semua berapapun banyaknya, putra raja, bupati, panglima, tokoh lokal terkemuka, bangsawan, bawahan raja, hakim, pemimpin para buruh, pengawas pekerja rendah, ahli senjata, kumaramatya, tentara, pejabat pengelola, karyawan toko, pengrajin, nakhoda, pedagang, pelayan raja dan budak raja. Kamu semua akan mati karena kutukan ini, jika kamu tak setia pada ku, jika kamu berlaku sebagai penghianat, berkomplot dengan orang-orang dalam kejahatan.
Dari isi dan terjemahan dari pahatan yang tertulis di prasasti telaga batu di atas, Coedes menyimpulkan bahwa letak penemuan prasasti ini adalah lokasi yang berdekatan dengan ibukota Kerajaan Sriwijaya di masa silam. Prasasti ini sengaja dibuat di lokasi tersebut agar selalu dapat dilihat oleh para pembesar kerajaan yang bermukim di sekitarnya.

Selain itu, prasasti telaga batu tersebut juga menunjukan bahwa kerajaan Sriwijaya murni merupakan kerajaan yang berlandaskan ajaran Budha. Salam pembuka dalam isi prasasti tersebut identik dengan salam yang selalu diucapkan umat Budha.

 Prasasti yang saat ini disimpan di Museum Gajah ini menyimpan beberapa  Isi Prasasti Telaga Batu Peninggalan Kerajaan Sriwijaya + Gambar

Prasasti Telaga Batu Saat Ini

Prasasti Telaga Batu saat ini telah dipindahkan dari tempat asal penemuannya ke Museum Nasional (Museum Gajah) dengan nomor inventaris D.155. Jika Anda ingin melihat bagaimana bentuk asli dari prasasti ini, silakan datang ke museum Nasional yang alamatnya berada di Jl. Medan Merdeka Barat No. 12, Jakarta Pusat.

Nah, demikianlah sekilas uraian mengenai Prasasti Telaga Batu lengkap dengan gambar dan isinya. Semoga Anda semakin mencintai sejarah budaya bangsa Indonesia. Salam.
LihatTutupKomentar