Membidik Usaha Peternakan Kelinci

Membidik Usaha Peternakan Kelinci

Ada banyak cara untuk memberdayakan masyarakat untuk mengembangkan perekonomian. Salah satunya adalah apa yang telah dilakukan warga desa sendangsari Minggir Jogja yang menghimpun diri untuk membuat kelompok peternakan kelinci.


Alasan pengembangan usaha peternakan kelinci adalah untuk pemberdayaan masyarakat yang kurang mampu. Terlebih lagi untuk bahan makanan kelinci yang tidak terlalu sulit dan mahal yaitu berupa rumput.

Salah satunya adalah Suharyanto, Yang tinggal di dukuh bandan desa sendangsari kecamatan Minggir kabupaten Sleman. Alasan pemilihan jenis ternak kelinci ini adalah karena perawatannya mudah, yaitu pakannya cuma rumput. Pakan tambahan katul, untuk penggemukkan.

Sebelum memulai ternak kelinci, Suharyanto mengunjungi peternak-peternak kelinci dengan skala besar dan cukup lama menggeluti usaha ini untuk bertanya mengenai prospek usaha tersebut. Menurut mereka, usaha ternak kelinci prospeknya sangat bagus. Bukan cuma dagingnya saja yang bisa dimanfaatkan tetapi kotorannya juga laku dijual, misal urin dan kotoran padat.

Dari segi produksi ternaknya, sepasang indukan bisa mengalami masa kawin 3 kali dalam setahun. Kawin bunting 1 bulan, lahir hingga usia anakan 2 bulan bisa dijual. 1 minggu s.d 10hari, indukan bisa dikawinkan lagi. Sekali melahirkan, setiap indukan bisa menghasilkan rata-rata jumlah anakan bisa mencapai 6-7 ekor. Jenis bibt bermacam-macam, yaitu:

* Jenis ram, khusus untuk kelinci peternak atau pembibitan, diperoleh dari peternak pembibitan
* Jenis bigon, khusus untuk kelinci pedaging atau konsumsi (sate atau tongseng), hasil persilangan antara jawa dengan ram, yang diperoleh dari peternak.

Awal Modal pertama 1 babon/indukan, setelah berjalan beberapa waktu kok dirasa mudah, akhirnya menambah 1 indukan lagi. Seorang famili melihat prospek kelinci tersebut tertarik untuk memberi modal. Modal untuk kandang 2juta, bibit 3 juta, kandang kecil 1juta dan sekarang mencapai 15 ekor indukan pada akhir januari 2009.

Untuk Pakan kelinci adalah rumput: biasanya mencari sendiri karena di lingkungan sekitar banyak, dan sebelum diberikan ke kelinci harus dibiarkan dahulu sampai layu karena rumput dalam kondisi segar dan basah mengandung banyak air sehingga bisa mengakibatkan kelinci kembung yang cukup riskan untuk kesehatan kelinci.

Untuk merangsang pertumbuhan kelinci pedaging, diberi makan katul dan ampas gandum. Sedangkan peternak besar biasanya katul dicampur ampas tahu yang sudah diperas, komposisi ini lebih bagus untuk kelinci. Biaya pakan, katul Rp1600/kg, untuk 15 indukan butuh 10kg/minggu.

Penyakit Kelinci
Dalam beternak kelinci, hal yang paling penting unutk diperhatikan adalah kebersihan kandang karena akan menjauhkan unsur penyakit, terutama gudik/korengan. Kelinci sangat riskan dengan penyakit gudik, bila sudah terlanjur terjangkiti maka tinggal disuntik dengan wermaisin sehingga koreng bisa langsung kering.

Yang kedua, harus teliti dalam mengamati kesehatan kelinci. Apabila kondisi kotoran kelinci dalam kondisi cair, harus segera ditangani. Kesulitan yang dihadapi dalam beternak kelinci, mayoritas peternak mengalami kesulitan dalam proses melahirkan anakan-anakan kelinci, terutama pada kondisi cuaca yang tidak menentu atau pergantian suhu yang signifikan.

Bila kondisi stabil dalam kondisi suhu panas atau dingin dalam waktu yang cukup lama, kondisi ini bagus dan mempermudah bagi indukan yang mau melahirkan. Tetapi bila kondisi suhu yang berubah-ubah cukup drastis, hal ini akan menyulitkan indukan ketika mau melahirkan.

Dalam manajemen usahanya, setiap pengeluaran selalu dicatat. Begitu pula, jumlah indukan dan jumlah anakan yang baru lahir. Setiap kelahiran anakan selalu disisakan 1 ekor untuk regenerasi, lainnya dijual. Organisasi usaha belum ada karena masih ditangani sendiri. Hanya saja, tergabung dalam kelompok peternak dan sudah tercatat di PPL Kecamatan Minggir.

Pemasaran
Sebelum melakukan pemasaran menjalin hubungan dengan peternak-peternak besar, selalu konsultasi atau crosscheck dengan peternak-peternak besar karena peternak-peternak besar sering kesulitan dalam memenuhi permintaan konsumen langsung (end user).

Untuk Jenis Kelinci hias, ada beberapa jenis dan paling diminati adalah three colour (3 warna) dan segmennya adalah menengah ke atas. Papilon atau dua warna. Martin, bagian atas hitam dan perut putih.

Kelebihan kelinci hias, bulunya halus. Jenis vlam, postur tubuhnya panjang dan besar serta mempunyai telinga yang lebar. Jenis spot, spot hitam dan spot merah, termasuk kelinci unggulan. Jenis vlam dan spot termasuk kelinci yang banyak diminati oleh hobiis.

Kompetitor
Diantara peternak kelinci tidak ada rasa persaingan dan setiap peternak selalu menjalin kerjasama dengan peternak lain. Terutama peternak-peternak besar selalu mau membantu atau memberi bimbingan kepada peternak-peternak pemula dalam menjalankan usaha ini.

Harga
Harga kelinci tergantung usianya. Jenis vlam atau spot ukuran besar dengan usia 2 bulan bisa mencapai Rp150.000/pasang. Ukuran sedang Rp60-70ribu/pasang. Bligon (jawa-vlam) usia 2 bulan Rp40-50rb. Kalo indukan, bligon diatas 160rb/ekor tergantung postur tubuh. Spot dan vlam indukan diatas Rp200rb, tergantung postur tubuhnya juga.

Pemasaran hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan peternak besar dalam melayani klien mereka dan bila terjadi kesepakatan harga, jika jumlahnya sedikit, kelinci bisa diantar atau pembeli (peternak besar) ambil sendiri jika jumlahnya cukup banyak.

Vlam dan spot usia 4-5 bulan Rp150-200rb/ekor, tergantung ukuran dan kondisi fisik. Bligon usia 4-5 bulan Rp50-60rb/ekor. Rex three color 4-5bulan Rp100-150rb, tergantung ukuran dan kondisi fisik.

Keuangan
Omset siklus produksi 3 bulan, dalam kondisi lancar, setelah masa bunting 1 bulan dimana rata-rata setiap 1 indukan menghasilkan 6 ekor anakan≈3 pasang dan 2 bulan kemudian anakan dijual dengan harga Rp60rb/pasang. Sebagai pemula, dengan kondisi suhu yang selalu berubah-ubah, tingkat kelahiran sangat kecil. Dari 6-7 ekor yang lahir hanya berhasil 2 ekor.

Sumber : http://bisnisukm.com/
LihatTutupKomentar